Bikin iklan promo, apalagi promo tiket untuk berpergian saat kondisi masih dibayangi pandemi lumayan tricky. Di satu sisi, sebagian masyarakat sudah pengen banget buat travelling, tapi di sisi lain masih banyak yang cukup sensitif mengingat pandemi masih membayangi. Salah mengangkat insight, bisa bikin promo jadi flop bin ngedrop.
Akhirnya, klien minta sesuatu yang sangat simpel, straight to the point, dan masih relate dengan kondisi dan kebiasaan target marketnya di situasi pandemi.
Maka, keluarlah cerita tentang dialog kasir supermarket dan pembelinya. Belanja di supermarket terdekat juga dianggap masih punya korelasi dengan kebiasaan target market saat ini. Ditambah lagi, supermarket juga menjadi salah satu touchpoint tiket.com dengan customer-nya (sebagai salah satu payment channel).
Dialog Based
Ide iklan ini ditulis lahir dari dialog dulu. Waktu itu saya cuma mikir, apa dialog yang singkat dan bisa langsung mengingatkan orang dengan promo Online Tiket Week (OTW).
Salah satu yang menjadi ikon dari iklan ini adalah “Harga Gledek”, yang ini biasanya disampaikan dengan visual geledek atau petir di dalam iklan. Gledek juga menjadi semacam visual identity di setiap iklan OTW.
Akhirnya, saya mengajukan konsep dialog “Harga Ngeledek vs Harga Gledek”.
Dialog antara satu orang pembeli dengan kasir supermarket. Dialognya kurang lebih seperti ini:
Pembeli: “Mba, ada diskon ga, nih?”
Kasir: (menjawab dengan nada datar) “Ke Bali mulai Rp300 ribu…”
Pembeli: (langsung memotong) “Ih, harga ngeledek, kan?!!”
Kemudian langsung keluar gledek dengan suara VO yang menggelegar:
VO: “Bukan harga ngeledek, tapi Harga Gledek Online Tiket Week nyamber lagi!”
Jadi, awalnya adalah twist kata. Pembeli kaget dengan promo yang disampaikan kasir dan bilang itu harga ngeledek, yang akhirnya dikonfirmasi suara VO yang bilang itu harga gledek.
Cerita ini kemudian dikembangkan menjadi storyline lengkap dengan moodboard-nya.
Setelah dipresentasikan, klien suka dengan idenya. Hanya karena pertimbangan satu dan lain hal, mereka minta harga ngeledek diganti karena bisa jadi sesuatu yang sensitif untuk promise marketing.
Sampai akhirnya storyline-nya berubah seperti yang ada di TVC ini.
Result
TVC Online Tiket Week versi Supermarket ini berhasil diproduksi sesuai dengan ekspektasi klien. Dan sebagai grand promo di masa pandemi, iklan ini membukukan sales yang cukup tinggi.